Jelang Pemilu, Keluarga Gus Dur Berikan Sinyal Merapat ke PPP

Djan Faridz mencium tangan isteri Alm Gus Dur, Ibu Shinta Nuriyah disaksikan para petinggi PPP
Djan Faridz mencium tangan isteri Alm Gus Dur, Ibu Shinta Nuriyah disaksikan para petinggi PPP (sumber: Str)


Jakarta - Mendekati gelaran Pemilu yang tinggal beberapa bulan lagi, keluarga almarhum mantan presiden Abdurrahman Wahid memberikan sinyal mendukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sinyal ini terasa saat keluarga Gus Dur memberikan izin kepada PPP untuk menggelar Haul dan memasang atribut Gus Dur sapaan Abdurrahman Wahid. Tak hanya itu, istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, bersama anaknya Inayah Wahid juga menyempatkan menghadiri Haul keempat Gus Dur di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (14/1) malam.


Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali menyebutkan terlalu dini untuk menyatakan keluarga Gus Dur memberikan dukungan penuh pada PPP dalam pemilu mendatang. Namun, kehadiran Sinta Wahid bersama anaknya Inayah Wahid dan Gusdurian menunjukkan semakin hangatnya hubungan partai berlambang Kabah itu dengan keluarga Gus Dur.

"Masih terlalu awal menilai apakah keluarga Gus Dur memberikan dukungan secara praktis bagi PPP, tapi kehadiran Gusdurian dan Sinta Nuriyah menunjukan semakin hangatnya PPP dengan keluarga dan Gusdurian," kata Suryadharma atau yang akrab disapa SDA.

Sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan dan sepak terjang selama ini terutama dalam demokrasi, pluralisme, dan Hak Asasi Manusia, pada acara Haul Gus Dur itu, PPP menganugerahkan presiden keempat
Indonesia itu sebagai Bapak Demokrasi. Bahkan, PPP juga akan mengusulkan dan memperjuangkan agar Gus Dur dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.

SDA menilai Gus Dur sebagai sosok pemikir, agamawan, negarawan sekaligus politisi yang banyak berperan dalam demokrasi dan pluralisme di Indonesia. Peran dan pemikiran Gus Dur ini telah melintasi batas kelompok, partai, agama, dan bahkan melintasi batas pemikiran tokoh lain.

"Gus Dur di atas itu semua. PPP peringati haul Gus Dur sebagai bentuk hormat kepada Gus Dur. Apalagi pemikiran mengenai pluralisme, demokrasi, keagamaan yang dinamis dan humanis," kata Suryadharma.

Dikatakan, bangsa Indonesia merindukan sosok dan pemikiran Gus Dur.
Menurutnya, pemikiran Gus Dur mengenai demokrasi, toleransi dan pluralisme masih memiliki relevansi dengan kondisi Indonesia saat ini. Apalagi, menjelang pemilihan umum pada April mendatang.

"Pemikiran Gus Dur soal demokrasi masih aktual apalagi menjelang pesta demokrasi. Diharapkan dengan peringatan ini, bangsa Indonesia diingatkan betapa penting pluralisme itu. Indonesia terdiri dari kepulauan dengan suku, adat istiadat termasuk agama yang beragam," jelasnya.

Suryadharma melanjutkan, pemikiran Gus Dur tentang demokrasi terealisasi sepenuhnya. Demokrasi sebagai alat untuk membawa negeri dan rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik, sejahtera, makmur, dan berkeadilan masih dirasa kurang memuaskan. Untuk itu, Pemilu 2014 diharapkan menjadi momentum untuk mewujudkan demokrasi yang lebih sehat seperti yang dicita-citakan Gus Dur.

"Menggelorakan demokrasi yang sehat menjadi sesuatu yang harus dan wajib," tegasnya.

Sebagai partai Islam dengan tagline 'Rumah Besar Umat Islam', SDA mengajak keluarga Gus Dur, dan Gusdurian, dan seluruh ormas serta kelompok Islam termasuk Nahdhatul Ulama, dan Muhammadiyah untuk bergabung dengan PPP. Suryadharma berharap PPP dapat menjadi instrumen untuk mengimplementasikan pemikiran, dan tindakan Gus Dur.

"Kapan lagi kita mewujudkan cita-cita Gus Dur untuk menjadikan Indonesia bangsa yang pluralis, majemuk, berbeda suku, budaya, cara psandang dan berpikir. Jadikan PPP sebagai instrumennya. Kapan lagi kita wujudkan demokrasi yang hakiki," papar SDA.

"Bukan lagi hingar bingar, keras suaranya tapi sepi substansinya. Implementasikan ajaran dan pemikiran yang baik dari Gus Dur ini. Mudah-mudahan PPP bisa menjadi salah satu instrumen yang dapat mengimplementasikan pikiran-pikiran Gus Dur yang masih relevan dengan kondisi saat ini dan masa mendatang."

Sebagai bentuk penganugerahan Gus Dur menjadi Bapak Demokrasi, SDA menyerahkan lukisan karikatur Gus Dur lengkap dengan kalimat khasnya 'gitu aja kok repot' kepada Sinta Wahid. Sementara, mewakili keluarga, Sinta Wahid menyematkan kopiah dan sorban berwarna hijau kepada Suryadharma Ali.

Dalam kesempatan itu, Sinta Wahid tidak membantah kedekatannya dengan PPP. Dia berharap, PPP dapat menjalankan sikap ikhlas yang diajarkan Gus Dur terutama dalam menghadapi berbagai permainan dan trik-trik politik.

Selain itu, Sinta juga berharap PPP dapat menjadi pelopor dalam menegakkan keikhlasan berpolitik, dan menjadi pelopor dalam menegakkan demokrasi, pluralisme, humanisme, HAM, dan lainnya yang bersumber dari para ulama dan pemikir Islam.

"PPP bisa menjadi pelopor dalam mengegakkan demokrasi, pluralisme, humanis, HAM dan lainnya yang bersumber dari para ulama dan pemikir islam," harapnya.

Lebih lanjut Sinta menyatakan, kehadirannya dalam acara PPP tidak serta merta wujud dukungan kepada PPP. Ditegaskan, keluarga Gus Dur tidak memilih salah satu partai, namun, mendukung seluruh partai di Indonesia, kecuali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar.

"Keluarganya tidak kemana-mana, tetapi ada dimana-mana. Ada di PPP, Demokrat, Nasdem, Gerindra, pokoknya dimana-mana. Kami mendukung semua yang ada di Indonesia kecuali satu tadi," katanya.

Begitu pula dengan kaum Nahdhiyin, Sinta mempersilakan jika anggota Nahdhatul Ulama mendukung salah satu partai.

"Itu hak nahdliyin sebagai warga negara," jelasnya.
Referensi : http://www.beritasatu.com/

Post a Comment

Previous Post Next Post