Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah akan Berbeda Peringati Idul Adha

Ihsani Aqiqah & Bursa Qurban

Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI) Ahmad Izzuddin memperkirakan, penentuan hari raya Idul Adha 1431 hijriyah antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah akan berbeda.  "Peluang perbedaannya sangat besar," kata Izzuddin kepada Tempo, Ahad (31/10).


Dia memprediksi, NU akan merayakan hari raya Idul Adha pada 17 November 2010 sedangkan Muhammadiyah 16 November 2010. Menurut anggota tim Badan Hisab Rukyat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan kaidah atau prinsip dalam penentuan tanggal.

NU menggunakan prinsip adanya inkanur rukyat dua derajat. Diprediski, sepuluh hari sebelum tanggal 17 Novemer ketinggian hilal pada dua derajat. Sedangkan Muhamadiyah, kata Izzuddin, menggunakan prinsip atau kaidah hisab wujudul hilal diatas ufuk 0 derajat.  Ketinggian hilal sangat menentukan karena hilal merupakan bulan sabit pertama setelah bulan baru.

Meski diprediksi ada perbedaan pendapat, tapi Tim Badan Hisab Rukyat Masjid Agung Jawa Tengah bersama dengan pemerintah akan menggelar pertemuan guna melihat posisi bulan. Rapat digelar pada 7 November untuk penentuan ketinggain hilal. Pada 7 November itulah akan diputuskan kapan tanggal 1 Dzulhijjah dimulai.

Sekretaris Program Khusus Ilmu Falak Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang ini menyatakan meski pada Hari Raya Idul Fitri 10 September lalu tidak ada perbedaan, tapi untuk pelaksanaan Idu Adha sangat besar kemungkinan ada perbedaan. "Belum tentu kalau Idul Fitri sama Idul Adha akan bisa sama," ujar Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah itu. 

Selama ini, setidaknya ada dua metode untuk menentukan awal bulan, yakni hisab dan rukyat. Hisab adalah melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi bulan secara matematis dan astronomis dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender hijriah. Hisab merupakan alat bantu untuk mengetahui kapan dan di mana hilal (bulan sabit pertama setelah bulan baru) dapat terlihat.

Sedangkan rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak atau bulan baru. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam karena hilal hanya tampak setelah matahari terbenam atau waktu maghrib.

Sumber : TEMPO Interaktif, Semarang: 
penulis : Rofiuddin
Anonymous

Post a Comment

Previous Post Next Post