WARUNG ANGKRINGAN HOTSPOT baru di Durenjaya, Bekasi

Warung Angkringan Hotspot
NASI KUCING R.I.
Prembun Kebumen SirnoboyoAsli



Bekasi, dobeldobel.com
Durenjaya, Bekasi ada Hotspot baru yang memang enak buat nongkrong, terutama buat anda yang mau main internet hotspot 24 jam penuh dan tinggal di dekat daerah Kota Bekasi. Walau Soft-launching nya buka pertengahan Mei tapi kamu bisa hunting lokasinya kini untuk cari tahu tempat hangout di Durenjaya, namanya Warung Angkringan Hotspot, Nasi Kucing R.I. dengan pelayanan dan makanan asli Prembun Kebumen Sirnoboyo.

Pengelolanya adalah Mas Sum, seorang duda dengan anak cowoknya yang ganteng seperti artis keren Vicky siapa gettu (gue lupa itu loh yang main film Rock n Roll barengan sama Nadya Chandrawinata... maklum lah gue kan cowok mana inget sama artis cowo... kalo cewek sih gpp!). Mas Sum adalah orang Prembun asli yang besar di desa Sirnoboyo, 5km sebelah selatan dari kota kecil Prembun Kabupaten Kebumen. Itulah sebabnya nama Warung angkringannya Prembun Kebumen, Sirnoboyo, demikian jelasnya sambil tersenyum.

Kayaknya neh warung angkringan hotspot bakal dipoenuhin sama abg cewek... abis gimana enggak, penjaga warungnya kayak bertampang model dan artis gitu... Coba ada pelayan ceweknya yang kayak model juga yah...? (kalo bisa yang kayak Luna Maya lah!)

Saat ditanya kenapa baru buka (soft launching) pertengahan bulan Mei, lelaki beranak dua ini mengatakan bahwa sebenarnya mau dibuka secara resmi di akhir bulan Mei. Namun karena pihak pemodal, bapak Nasution dan manajemen akan merenovasi seluruh rukonya menjadi Warung Angkringan yang nyaman, jelasnya.

Fasilitas yang ada selain Hotspot dan Televisi layar dinding (menggunakan Focus Projector langsung ke pesawat TV dan komputer), so kita bisa menikmati nonton bola bareng atau hanya sekedar berselancar di Internet sepuasnya dengan laptop masing-masing.

Adapun pilihan jajanannya yang serba ringan dan murah ini adalah sebagai berikut:

MAKANAN DIJUAL Harga
  • - Nasi Kucing Prembun ---------------------- Rp2.000,00
  • - Nasi Goreng Kebumen ---------------------- Rp2.000,00
  • - Nasi Uduk Sirnoboyo ---------------------- Rp2.000,00
  • - Nasi Kuning ala Nasution ---------------------- Rp2.000,00
  • - Bakwan ala Sidik ---------------------- Rp2.000,00
  • - Tahu Goreng ala Aris ---------------------- Rp2.000,00
  • - Tahu Isi ala mas Dian ---------------------- Rp2.000,00
  • - Tempe Goreng ala Eyang ---------------------- Rp2.000,00
  • - Ubi Goreng Medan ---------------------- Rp2.000,00
  • - Singkong Goreng Jawa ---------------------- Rp2.000,00
  • - Risoles Palembang ---------------------- Rp2.000,00
  • - Tahu Fantasi ---------------------- Rp4.000,00
  • - Pastel Daeng ---------------------- Rp4.000,00
  • - Lemper Isi ala Bali ---------------------- Rp4.000,00
  • - Arem-arem / Bacang ala Medan ---------------------- Rp4.000,00
  • - Lontong Biasa ala Eddy EW ---------------------- Rp2.000,00
  • - Pisang Coklat ala Makcik ---------------------- Rp2.000,00
  • - Pisang Goreng ala Makcik ---------------------- Rp2.000,00
  • - Sate Telur Puyuh ---------------------- Rp2.000,00
  • - Sate Usus Ayam ---------------------- Rp2.000,00
  • - Sate Ampela Ati ---------------------- Rp2.000,00
  • - Combro ala Abi ---------------------- Rp2.000,00
  • - Misro ala Ummi ---------------------- Rp2.000,00
  • - Martabak Telor ala Lulu ---------------------- Rp2.000,00
  • - Getuk Singkong ---------------------- Rp2.000,00
  • - Black Forrest Diana ---------------------- Rp2.000,00
  • - Kubik Donat ---------------------- Rp2.000,00

MINUMAN DIJUAL Harga
  • - Wedang Jahe Prembun ---------------------- Rp3.000,00
  • - Wedang Jahe Susu Kebumen ---------------------- Rp3.000,00
  • - Jahe Madu ala Sirnoboyo ---------------------- Rp3.000,00
  • - Kopi Tubruk ala Eyang ---------------------- Rp3.000,00
  • - Kopi Habbatussauda ---------------------- Rp3.000,00
  • - Kopi Ginseng ala Turki ---------------------- Rp2.400,00
  • - Kopi Susu ala mas Dian ---------------------- Rp2.000,00
  • - Kopi Jahe ala mas Sum ---------------------- Rp3.000,00
  • - Kopi Jahe Susu ala Yugo ---------------------- Rp3.000,00
  • - Jeruk Panas ala Rizal ---------------------- Rp3.000,00
  • - Es Jeruk ala Iin ---------------------- Rp3.000,00
  • - Softdrinks ---------------------- Rp3.000,00


Apalagi dia sedang masa promo, pihak manajemen WAH (Warung Angkringan Hotspot) Nasi Kucing R.I. sedang mengadakan quiz Trivia. Para calon pengunjung bisa menentukan sendiri nama lengkap kepanjangan dari akronim R.I. pada merk Nasi Kucing R.I. (atau NKRI).

Buat komentar dan penjawab terbaik mereka akan mendapat voucher diskon 50% atau senilai dengan Rp.100.000 untuk sepuluh orang.

Contoh :
R.I. = Ridho Ilaahi
R.I. = Republik Indonesia
R.I. = Restu Ibu
R.I. = Rasa Istimewa

Kirimkan e-mail ke bekasikukotaku@gmail.com atau sms ke 081.385.386.583, batas waktu hingga 30 Desember 2009

--------------------------------------------------------------------------------------------
Artikel Nasi Kucing Warung Angkringan lainnya:

Angkringan Dan Nasi Kucing


Mungkin temen2 sekalian pernah denger dari sodara2 atau teman2 yg kuliah di yogya apa itu nasi kucing apa itu angkringan


Angkringan adalah tempat berjualan berbagai macam makanan yang ada di hampir setiap ruas jalan dan gang Jogjakarta. Kalau boleh mendiskripsikan, angkringan itu berwujud seperti sebuah gerobak dorong yang berisi penuh makanan dan jajan, beroperasi di sore, malam dan dinihari dan menggunakan penerangan lampu senthir (kebanyakan) serta temaramnya lampu-lampu mercury jalanan Jogja.

Konsumen angkringan, meski sering dicap sebagai warung rendahan, pada kenyataannya terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari tukang becak, anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif kadang tak sungkan menghabiskan malam untuk menyantap makanan dan minum teh jahe di Angkringan.

Perilaku konsumen pun bermacam-macam di sana. Ada yang hanya membeli untuk dibawa pulang, ada pula yang membeli, makan sebentar lalu pulang, namun yang paling sering ditemui adalah membeli, ngobrol, membeli lagi, dan ngobrol lagi di warung angkringan bersama rekan maupun “rekan-rekan” baru yang ditemui dan di kenal di sana. Otomatis, di angkringan tidak ada pembedaan strata sosial, agama maupun ras. Mereka semua sama di keremangan lampu senthir, sebagai sosok anak manusia yang makan dan minum dari tangan penjual yang sama.

Nasi kucing (atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan "segå kucing") bukanlah suatu menu tertentu tetapi lebih pada cara penyajian nasi bungkus yang banyak ditemukan pada warung angkringan. Dinamakan "nasi kucing" karena disajikan dalam porsi yang (sangat) sedikit, seperti menu untuk pakan kucing. Nasi kucing adalah sebentuk nasi rames, dengan menu bermacam-macam: tempe kering, teri goreng, sambal goreng, babat, bandeng, usus, kepala atau cakar ayam serta sate telur puyuh, yg semangkin nikmat kalau dibakar dahulu sebentar sebelum disajikan.

Nasi yang disajikan dapat berupa nasi biasa maupun nasi gurih (nasi uduk)dan di dalam porsi yg sedikit tersebut diberi lauk sambal bajak (cabe digoreng dahulu) dan sepotong kecil pindang bandeng goreng. Jika makannya ditemani minuman hangat berbahan dasar jahe (jahe coklat, jahe kopi, dan jahe teh) maka segala sakit kepala - masuk angin akan hilang dengan sendirinya. Di Solo dikenal dengan sebutan Sego Kucing Warung Hiik.

Nasi kucing dikenal di berbagai tempat di Jawa Tengah (termasuk Yogyakarta) dan sangat populer di kalangan mahasiswa karena harganya lumayan murah untuk ukuran kantong anak kos-kosan, selain itu rasanya juga pas di lidah orang Indonesia.

Kiriman Dari:
----------------------------------------------------------------------------------------------
Warung Angkringan ala Batam Jadi Tempat Mangkal Anak Muda
Selasa, 10 Pebruari 2009


Ada yang Mengira Pakai Daging Kucing

Krisis finansial, ternyata masih berbuah manis bagi sebagian warga. Sendy Sinnay, salah satunya. Warung angkringan Wonolopo yang baru ia dirikan sebulan, ternyata mendapat sambutan baik. Kini mereka berencana buka satu lagi di Batam Centre. Seperti apa kisahnya?

RIBUT SANTOSA, Batam

Mejanya berderet di hamparan karpet hitam memanjang di pinggiran parkiran Komplek Sulaiman Plaza, Nagoya, Batam. Penerangannya, hanya mengandalkan sinar lampu ruko di sekitarnya dan sorotan lampu kendaraan yang berseliweran di jalan Teuku Umar, Nagoya. Agak remang-remang, memang. Namun pengunjungnya lumayan ramai. Apalagi saat malam minggu, kadang sampai harus antre untuk bisa dapat meja.

Para pengunjung, terutama anak-anak muda betah berlama-lama nongkrong di warung dengan menu khas warung angkringan di Kota Yogyakarta dan Solo ini, seperti nasi kucing, wedang jahe, mendoan, telur bacem, teh tubruk, ceker bacem, dan lain-lain.

”Tempatnya santai, enak untuk ngobrol,” ujar Kamaruzaman, salah seorang pengunjung yang sampai menunggu 15 menit untuk mendapatkan meja.

Bagi sebagian warga Batam, terutama yang pernah kuliah di Yogyakarta atau pernah tinggal di Kota Gudeg, menu angkringan memang banyak memberi kenangan tersendiri. Harganya sangat terjangkau dan banyak membantu mahasiswa menekan biaya makan sebulan.

”Banyak yang merasa seperti sedang berada di Yogya setelah duduk dan melihat menu masakannya,” ujar Sendy Sinnay membuka obrolan ketika Batam Pos berkunjung ke angkringanya, malam minggu lalu.

Sementara bagi pengunjung yang belum mengenal menu makanan ini, tak sedikit yang penasaran dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang membuat Sendy tersenyum. Pernah seorang pengunjung menanyakan soal menu nasi kucing. Pengunjung mengira pakai daging kucing, padahal menu itu hanya terdiri atas nasi, sambel, ikan teri atau telur dadar. Tak ada sedikit pun mengandung daging kucing atau daging yang lain.

Kata beberapa orang Yogyakarta, nasi ini dinamakan nasi kucing karena porsinya yang serba kecil plus ikan dan murah. Ada yang bilang karena ada ikan terinya jadi seperti makanan kucing. Malah ada juga di salah satu blogspot yang bilang, sebutan nasi kucing hanya untuk menghaluskan nama bahwa nasi ini untuk kelas berkantong cekak dan sangat terjangkau untuk pelajar dan mahasiswa. Namun terlepas dari makna nama itu, nama nasi kucing kini sudah cukup dikenal orang.

Pembelinya pun berkembang tak hanya sebatas yang berkantong cekak. Anak gedongan pun banyak yang jadi langganan.
Meskipun banyak mengadopsi menu nasi angkringan di Yogyakarta, namun Sendy lebih suka menyebut warungnya ini sebagai sebuah revolusi angkringan. Tanpa gerobak khas angkringan dan bangku untuk duduk. Semua pengunjung lesehan. Tampil di tengah kota dengan suasana lebih nyaman dan bersih. Murah tapi tidak terkesan murahan.

”Warung angkringan ini adalah warung wedangan khas Jawa seperti di Yogyakarta dan Solo yang sangat terkenal dengan kelezatan, keramahan, serta kemurahannya. Pokoknya kami usahakan sama seperti di tempat asalnya,” ujarnya.

Ditanya soal ide pendirian warung ini, Sendy mengaku warungnya terinspirasi oleh minimnya tempat nongkrong yang asyik, sehat, dan murah di Batam. Sebagai kota yang terus berkembang dan jumlah anak mudanya terus meningkat, Batam masih minim tempat nongkrong untuk anak muda yang terjangkau.

Ia lalu berfikir bagaimana membuat tempat yang asyik, pengunjung yang kebetulan banyak didominasi anak muda bisa ngumpul sama temen-temen sampai larut malem, nyantai, bisa sambil selonjoran, dan rebah-rebahan. Ia akhirnya ingat dengan menu angkringan Jogja yang terkenal murah meriah. ”Lama juga mikir idenya dulu, butuh perjalanan panjang,” ungkapnya.


Untuk mewujudkan idenya itu, lelaki yang juga aktif sebagai MC di sejumlah iven di Batam ini, mulai bergerak mencari dan mensurvei lokasi. Beberapa pemilik tempat yang menarik, ia lobi, hingga akhirnya ia mendapat lokasi di trotoar parkiran Komplek Sulaiman Plaza, seberang Hotel Puri Garden. Tempat sudah, tinggal tenaga kerja. Untuk menyuguhkan rasa masakan yang sama dengan angkringan di Yogyakarta, ia pun menyeberang ke Pulau Jawa mencari tenaga kerja yang trampil.

Setelah semua lengkap, awal Januari ia mulai melaunching warungnya. Namun di hari pertama buka ini, mereka sudah mendapat cobaan. Ia bersama empat anggotanya malah ikut kena razia KTP dan dibawa ke kantor polisi. Kebetulan saat itu polisi sedang gencar menggelar razia di seputaran Nagoya. ”Ini pengalaman tak terlupakan,” ujarnya.
Untungnya setelah didata, mereka pun akhirnya dilepaskan kembali dan uniknya, para anggota polisi yang merazia mereka saat itu, kini malah menjadi langganan di warungnya. ”Mereka malah sering makan di sini bersama temen-temannya,” ungkap Sendy.

Melihat warungnya makin hari makin ramai, ia dan temannya Totok berencana meluaskan usahanya. Mereka kini sedang mencari tempat strategis di Batam Centre. ***



Anonymous

3 Comments

  1. Well it's interesting spot to make a meeting... nice spot for rendezvous!

    and I believe you will get a great name and brand on this spot!

    ReplyDelete
  2. tapi disaat jeda disediain nasi kucing(porsi untuk kucing, guyon-guyon sama temen Deky namanya, dia bilang tiap hari ibunya nyembelih ayam tapi lauknya di rumah kerupuk melulu, maklum ibunya kan penjual daging ayam,
    saya samperin la disini tiap hari nyembelih manusia makan ya melulu nasi kucing aja (nasi bungkus sebesar satu genggaman berlauk telur goreng sebesar satu jari yang dikasih sambal dan kering)

    ReplyDelete
  3. Kukendarai motorku malam ini melintasi depan Monumen Pers Solo. Udara masih terasa sejuk karena sore tadi hujan mengguyur lumayan deras. Tak begitu banyak kendaraan yang lalu lalang di jalanan, sehingga bisa kuhela napas dalam-dalam tanpa khawatir banyak karbon akan masuk ke rongga paru-paruku. Lampu-lampu yang menyala temaram terlihat sedikit menyilaukan, tapi tidak membuat udara terasa panas seperti malam biasanya.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post